Profil Desa Tirtomarto

Ketahui informasi secara rinci Desa Tirtomarto mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Tirtomarto

Tentang Kami

Profil Desa Tirtomarto, Cawas, Klaten. Mengupas peran vital sumber daya air sebagai penopang utama sektor pertanian dan perikanan, serta pembentuk sejarah, budaya, dan denyut nadi ekonomi masyarakat desa yang subur ini.

  • Pusat Sumber Daya Air

    Kehidupan desa secara fundamental berpusat pada sumber mata air atau jaringan irigasi yang vital, yang tercermin secara filosofis dari namanya, "Tirtomarto" (Air Kehidupan).

  • Ekonomi Terpadu (Pertanian-Perikanan)

    Memiliki model ekonomi agraris yang tangguh dan terintegrasi, dengan memadukan produktivitas tinggi dari pertanian padi irigasi intensif dengan budidaya perikanan air tawar.

  • Kearifan Lokal Berbasis Air

    Mempertahankan tradisi dan budaya sosial yang kuat terkait dengan pengelolaan dan pelestarian sumber daya air, seperti upacara adat dan sistem gotong royong pengelolaan irigasi.

XM Broker

Menyandang nama yang sarat akan makna kehidupan, Desa Tirtomarto di Kecamatan Cawas merupakan manifestasi dari sebuah peradaban agraris yang dibangun dan dihidupi oleh anugerah sumber daya air. Nama "Tirtomarto", yang secara filosofis berarti "air kehidupan", bukan sekadar identitas, melainkan cerminan realitas di mana setiap denyut nadi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakatnya berpusat pada aliran air yang menyuburkan. Desa ini adalah bukti nyata bagaimana alam dan manusia dapat bersimbiosis secara harmonis untuk menciptakan kesejahteraan.

Geografi Kesuburan dan Demografi

Desa Tirtomarto terletak di kawasan subur Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Lanskapnya didominasi oleh hamparan sawah beririgasi teknis yang tertata rapi, dialiri oleh jaringan kanal dan parit yang membelah desa. Keberadaan sumber air yang melimpah dan terkelola dengan baik menjadi ciri geografis utama yang membedakannya dan menjadi kunci kemakmuran sektor pertaniannya.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Klaten, luas wilayah Desa Tirtomarto ialah 2,15 kilometer persegi atau 215 hektare. Sebagian besar dari wilayah ini merupakan lahan basah produktif yang dimanfaatkan untuk pertanian dan perikanan.Batas-batas administratif Desa Tirtomarto adalah sebagai berikut:

  • Berbatasan dengan Desa Bawak

  • Berbatasan dengan Desa Barepan

  • Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Trucuk

  • Berbatasan dengan Desa Pogung

Data kependudukan terakhir mencatat jumlah penduduk Desa Tirtomarto sebanyak 3.780 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya berada di angka 1.758 jiwa per kilometer persegi. Struktur demografi ini menunjukkan sebuah komunitas agraris yang mapan, dengan sebagian besar angkatan kerja terlibat langsung dalam sektor pertanian dan perikanan.

Tirtomarto: Sejarah yang Mengalir dari Mata Air

Asal-usul nama Desa Tirtomarto secara harfiah dapat ditelusuri dari dua kata dalam bahasa Sansekerta-Jawa: "Tirto" yang berarti air, dan "Marto" yang sering dikaitkan dengan kata amarta atau marta, yang berarti air kehidupan, keabadian, atau sesuatu yang menghidupi. Dengan demikian, Tirtomarto dapat diartikan sebagai "Air yang Menghidupi".Menurut penuturan para sesepuh desa, penamaan ini tidak terlepas dari keberadaan sebuah sumber mata air (sendang) atau bendung kuno yang telah menjadi sumber pengairan utama bagi lahan pertanian di wilayah ini sejak zaman dahulu. Sumber air inilah yang memungkinkan para leluhur untuk membuka lahan persawahan yang luas dan membangun permukiman yang subur dan makmur.Air tidak hanya dipandang sebagai sumber daya fisik, tetapi juga sebagai sumber spiritual dan kultural. Rasa syukur terhadap anugerah air ini membentuk peradaban desa dan menjadi dasar bagi berbagai tradisi dan kearifan lokal yang masih dipegang teguh oleh masyarakat hingga hari ini. Sejarah Tirtomarto, pada hakikatnya, adalah sejarah tentang bagaimana masyarakatnya mengelola dan menghormati air.

Sistem Pemerintahan dan Budaya Gotong Royong Irigasi

Pemerintahan Desa Tirtomarto dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajarannya, dengan Balai Desa sebagai pusat pelayanan administrasi dan perencanaan pembangunan. Namun di luar struktur pemerintahan formal, terdapat institusi sosial yang memegang peranan tak kalah penting, yaitu lembaga pengelola irigasi.Di desa seperti Tirtomarto, Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) atau lembaga serupa memiliki peran yang sangat vital. Organisasi ini, yang beranggotakan para petani, secara mandiri dan gotong royong mengatur distribusi air ke sawah-sawah, melakukan pemeliharaan dan pembersihan saluran irigasi, serta menyelesaikan jika terjadi sengketa air. Keberadaan lembaga ini adalah cerminan dari budaya kolektif yang kuat, di mana air dipandang sebagai milik bersama yang harus dikelola secara adil dan bijaksana."Di sini, air adalah segalanya. Kalau irigasi tidak lancar, kami tidak bisa menanam. Makanya, setiap musim tanam kami selalu kerja bakti membersihkan saluran, itu sudah jadi kewajiban bersama," ujar salah seorang anggota kelompok tani.

Ekonomi Biru: Sinergi Pertanian Padi dan Perikanan Darat

Keunggulan utama Desa Tirtomarto terletak pada model ekonomi terpadu yang berbasis air, atau yang bisa disebut sebagai "ekonomi biru" tingkat desa. Model ini bersandar pada dua pilar utama yang saling mendukung: pertanian padi dan perikanan darat.Pertama, sektor pertanian padi. Berkat pasokan air irigasi yang stabil dan melimpah sepanjang tahun, para petani di Tirtomarto mampu menerapkan pola tanam padi intensif. Banyak di antara mereka yang berhasil mencapai Indeks Pertanaman 300 (IP300), yang berarti mampu panen padi sebanyak tiga kali dalam setahun. Produktivitas yang tinggi ini menjadikan Tirtomarto sebagai salah satu lumbung padi andalan di Kecamatan Cawas.Kedua, sektor perikanan air tawar. Memanfaatkan aliran air yang sama, banyak warga yang mengembangkan usaha budidaya ikan di kolam-kolam terpal maupun kolam tanah. Komoditas yang banyak dibudidayakan antara lain ikan lele, nila, dan gurami. Usaha perikanan ini menjadi sumber pendapatan alternatif yang sangat menjanjikan, karena memiliki siklus panen yang lebih pendek dibandingkan padi dan permintaan pasar yang tinggi. Sinergi antara pertanian dan perikanan ini menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang tangguh dan beragam.

Kehidupan Sosial yang Dijiwai Kearifan Lokal

Kehidupan sosial masyarakat Tirtomarto sangat diwarnai oleh budaya agraris dan rasa hormat terhadap alam, khususnya air. Berbagai tradisi dan upacara adat yang berkaitan dengan siklus pertanian dan air masih lestari. Salah satunya adalah tradisi sedekah bumi atau merti desa, sebuah upacara sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah dan air yang tak pernah kering.Terkadang, juga diadakan ritual bersih sendang, yaitu kegiatan gotong royong membersihkan sumber mata air utama yang diikuti dengan doa bersama dan kenduri. Tradisi-tradisi ini bukan sekadar seremoni, melainkan sarana untuk memperkuat ikatan sosial, menanamkan nilai-nilai pelestarian lingkungan kepada generasi muda, dan menjaga keseimbangan hubungan antara manusia dan alam.

Tantangan Konservasi dan Peluang Agrowisata

Tantangan terbesar yang dihadapi Desa Tirtomarto di masa depan ialah menjaga keberlanjutan sumber daya air itu sendiri. Ancaman seperti pencemaran dari limbah domestik atau pestisida, potensi penurunan debit air akibat perubahan iklim, serta alih fungsi lahan di daerah tangkapan air menjadi isu krusial yang harus diantisipasi. Konservasi sumber mata air dan efisiensi penggunaan air menjadi kunci bagi masa depan desa.Di sisi lain, keunikan yang dimiliki Tirtomarto membuka peluang besar untuk pengembangan agrowisata dan ekowisata berbasis air. Desa ini dapat merancang paket wisata edukatif yang memperkenalkan sistem pertanian terpadu antara padi dan ikan. Fasilitas seperti kolam pemancingan keluarga, warung makan yang menyajikan menu ikan bakar segar hasil dari kolam sendiri, serta jalur trekking menyusuri persawahan dan saluran irigasi memiliki potensi besar untuk menarik pengunjung.Pengembangan agrowisata ini tidak hanya akan menciptakan sumber pendapatan baru bagi desa, tetapi juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat luas akan pentingnya konservasi air dan kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam.Desa Tirtomarto adalah sebuah alegori tentang pentingnya air bagi peradaban. Lebih dari sekadar desa agraris, Tirtomarto adalah ekosistem kehidupan yang kompleks di mana air menjadi benang merah yang merajut ekonomi, sosial, dan budaya. Dengan tantangan utama pada konservasi sumber dayanya, masa depan desa ini terletak pada kemampuannya untuk terus menjaga "air kehidupan" tersebut, sembari berinovasi mengembangkan potensi agrowisata yang dapat membawa kesejahteraan berkelanjutan bagi warganya.